LEMBAR
PENGESAHAN
HUBUNGAN KINERJA
WARTAWAN DENGAN PENINGKATAN
CITRA PERUSAHAAN
MEDIA ONLINE BERITALIMA
LAPORAN MAGANG
Disusun Oleh :
MOCH.
SALACHUDIN AL-AYYUBI
NIM.
09032089
Surabaya, Mei 2012
Mengetahui, Menyetujui,
Ka. Prodi Ilmu
Komunikasi Dosen
Pembimbing,
Dra. Rini Ganefwati,
M.Si Julyanto
Ekantoro, SE, SS, M.Si
Mengetahui, Menyetujui,
Dekan, Pimpinan
Tempat Magang
Dra.
Dewi Amartani, M.Si Moch.
Efendi, SH.
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Puji
dan syukur penyusun panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, inayah dan taufik-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Magang yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bhayangkara
Surabaya. Salawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW yang telah berhasil menyamapaikan risalah kepada umatnya sehingga menjadi
tolak ukur, pedoman, dan bimbingan bagi kehidupan manusia dari kebodohan dan
kegelapan menuju cahaya terang dengan kebenaran ilmu, iman, dan amal. Karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Magang yang
berjudul : “Hubungan Kinerja
Wartawan Dengan Peningkatan Citra Perusahaan Media Online Beritalima”
Guna
mendukung pelaksanaan proses pendidikan di program studi Ilmu Komunikasi
konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Bhayangkara Surabaya, perlu adanya sebuah kegiatan praktek lapangan atau bisa
disebut magangguna mempelajari lebih dalam sebuah bidang tertentu yang sudah ditetapkan
sesuai dengan minat dan bidang keilmuannya. Tujuannya yaitu menghasilkan
lulusan berkompeten dengan penunjang keterampilan dan softskill mahasiswa sesuai dengan kebutuhan stakeholder.
Dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih selama proses kegiatan magang kepada :
1. Dra.
Dewi Amartani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Bhayangkara Surabaya.
2. Dra.
Rini Ganefwati, M.Si selaku Ka. Prodi Ilmu Konunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Bhayangkara Surabaya.
3. Fitria
Widyani R., S.Sos, M.Si selaku Dosen Wali angkatan 2009 kelas pagi Prodi Ilmu
Konunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bhayangkara
Surabaya.
4. Julyanto
Ekantoro, SE, SS, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah dengan penuh pengertian
dan ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis dalam pembuatan laporan.
5. Moch.
Efendi, SH. Selaku Pimpinan Redaksi beritalima.com
dan Ust. Jeffry, MD., yang secara sabar membagi ilmu kejurnalisannya kepada
penulis selama pelaksanaan magang.
6. Seluruh
staf dan karyawan dan wartawan beritalima.com
yang telah memberikan kerjasama yang baik selama pelaksanaan magang ini.
7. Ir.
Moch. Saaf dan Rr. Poppy Hardiani, ST. yang merupakan orang tua dari penulis
serta keluarga besar tercinta yang telah memberikan kasih sayang, motivasi,
semangat serta doa kepada penulis selama menempuh pendidikan.
8. Keluarga
Besar Mahasiswa FISIP UBHARA Surabaya khususnya Keluarga Besar BEM FISIP UBHARA
Surabaya yang selalu menemani hari-hari penulis di kampus tercinta.
9. Semua
pihak yang membantu dalam menyelesaikan Laporan Magang ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Akhirnya,
dengan segala kerendahan hati dengan menaruh setitik harapan semoga laporan
magang yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan
bagi para pembaca pada umumnya. Amin
Wassalamu’alaikum Wr.
Wb.
Surabaya,
Mei 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wartawan adalah suatu profesi yang tujuannya memberikan
informasi kepada masyarakat tentang peristiwa yang terjadi, tidak terjangkau
masyarakat lain, dan perlu untuk diketahui. Fungsi dan peranan pers berdasarkan
ketentuan pasal 33 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, fungi pers ialah sebagai
media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Sementara Pasal 6 UU
Pers menegaskan bahwa pers nasional melaksanakan peranan untuk memenuhi hak
masyarakat untuk mengetahui menegakkkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong
terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia, serta menghormati
kebhinekaan. Selain itu pers berfungsi untuk mengembangkan pendapat umum
berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar melakukan pengawasan,
kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan
umum.
Berdasarkan fungsi dan peranan pers yang demikian, lembaga
pers sering disebut sebagai pilar keempat demokrasi (the fourth estate) setelah lembaga legislatif, eksekutif, dan
yudikatif, serta pembentuk opini publik yang paling potensial dan efektif.
Fungsi peranan pers itu baru dapat dijalankan secra optimal apabila terdapat
jaminan kebebasan pers dari pemerintah. Menurut tokoh pers, Jakob Oetama, kebebasan
pers menjadi syarat mutlak agar pers secara optimal dapat melakukan pernannya.
Sulit dibayangkan bagaiman peranan pers tersebut dapat dijalankan apabila tidak
ada jaminan terhadap kebebasan pers. Pemerintah orde baru di Indonesia sebagai
rezim pemerintahan yang sangat membatasi kebebasan pers. hal ini terlihat,
dengan keluarnya Peraturan Menteri Penerangan No. 1 tahun 1984 tentang Surat Izin
Usaha Penerbitan Pers (SIUPP), yang dalam praktiknya ternyata menjadi senjata
ampuh untuk mengontrol isi redaksional pers dan pembredelan. Albert Camus,
novelis terkenal dari Perancis pernah mengatakan bahwa pers bebas dapat baik
dan dapat buruk, namun tanpa pers bebas yang ada hanya celaka. Oleh karena salah
satu fungsinya ialah melakukan kontrol sosial itulah, pers melakukan kritik dan
koreksi terhadap segala sesuatu yang menurutnya tidak beres dalam segala
persoalan. Karena itu, ada anggapan bahwa pers lebih suka memberitakan hah-hal
yang salah daripada yang benar. Pandangan seperti itu sesungguhnya melihat
peran dan fungsi pers tidak secara komprehensif, melainkan parsial dan
ketinggalan zaman. Karena kenyataannya, pers sekarang juga memberitakan
keberhasilan seseorang, lembaga pemerintahan atau perusahaan yang meraih
kesuksesan serta perjuangan mereka untuk tetap hidup di tengah.
Dahulu wartawan bekerja dimulai dengan mencetak koran, lalu
setelah muncul radio dan televisi, wartawan mulai bekerja dengan produk penyiaran
berupa berita TV dan radio. Kondisi ini berlangsung lama sehingga wartawan pun
memperbarui kemampuannya untuk memperoleh informasi. Dulu wartawan melakukan
pekerjaannya secara manual dari meliput, menulis berita, dan menerbitkannya. Seiring
dengan berkembangnya teknologi komunikasi, alat dokumentasi pun diperkenalkan
sehingga membantu pekerjaan wartawan dalam menyimpan bahan untuk membuat
berita.
Dengan segala keahlian yang dimiliki oleh wartawan baik
cetak maupun penyiaran, mereka bekerja untuk saling mendukung dan saling
melengkapi sehingga eksistensi media cetak dan penyiaran dapat dipertahahankan.
Zaman sekarang media online
muncul sebagai salah satu media baru yang membutuhkan keahlian baru bagi para wartawan.
Dunia menandai
dekade 1980-an sebagai dekade Personal Computer (PC). Meskipun informasi itu
telah digitalisasi melalui teleteks dan videotex, selama dekade 1970-an,
penggunaan internet hanya muncul pada 1990-an setelah Tim Berners-Lee merancang
coding yang dibuat Dunia Web Luas (www)
yang memungkinkan global terhubung
dengan modul informasi kepada pengguna. Penggunaan komputer menjadi
lebih luas setelah inovasi World Wide Web. Dengan adanya inovasi World
Wide Web,
pengguna komputer dapat mengunjungi
semua lokasi dalam beberapa menit dan dapat mengumpulkan informasi pada layar.
Dengan kursor, pengguna
dapat mengarungi berbagai situs dan kadang-kadang bahkan kewalahan dengan badai
informasi. Dengan komputer dirancanglah jaringan online yang telah
menjadi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Pesatnya Kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi (information and communication technology / ICT)
selama dekade terakhir membawa tren baru di dunia industri komunikasi yakni
hadirnya beragam media yang menggabungkan teknologi komunikasi baru dan
teknologi komunikasi massa tradisional. Pada dataran praktis maupun teoritis,
fenomena yang sering disebut sebagai konvergensi media ini memunculkan beberapa
konsekuensi penting.
Setiap orang yang menulis berita di media online
memiliki teknik yang sangat berbeda dengan media yang sudah ada seperti TV dan
media cetak. Media online menuntut wartawan
untuk selalu meng-update
berita-berita yang akan ditampilkan di media online. Kecepatan berita menjadi salah satu bagian yang paling
penting dari berkembangnya media online
sebagai media baru yang membuat masyarakat memberikan perhatian lebih terhadap
sebuah berita.
Media online tidak
hanya berupa kumpulan berita dalam satu web yang bisa diakses oleh orang yang
ingin membaca suatu informasi., Namun munculnya kekuatan media sosial juga
menjadi salah satu sumber penyebaran berita yang sangat cepat dan berpengaruh
kepada orang – orang yang memiliki akses terhadap sosial media tersebut.
Dengan segala kelebihan media online, cara bekerja wartawan pun berubah. Wartawan semakin
berkembang dalam melakukan proses peliputan dan penulisan berita. Banyak hal
berbeda yang dipelajari media online
namun tidak didapatkan di media penyiaran dan media cetak. Tumbuhnya media online ini menuntut wartawan untuk lebih
cekatan.
Dalam penggunaan media saat ini, jurnalis memiliki tantangan
berat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada sekarang. Dengan
adanya reformasi teknologi dan arah media, jurnalis dituntut untuk terus
mengembangkan dirinya agar informasi yang dihasilkan oleh wartawan dapat
berguna bagi masyarakat. Selain itu perkembangan dunia jurnalisme selama ini
juga banyak menimbulkan kontroversi seputar bagaimana jurnalis menulis sebuah
berita dan bagaimana wartawan menyampaikan pendapatnya dalam sebuah berita.
Fenomena
jurnalisme online sekarang ini menjadi contoh menarik. Khalayak
pengakses media konvergen alias ”pembaca” tinggal meng-click informasi
yang diinginkan di komputer yang sudah dilengkapi dengan aplikasi internet
untuk mengetahui informasi yang dikehendaki dan sejenak kemudian informasi
itupun muncul. Aplikasi teknologi komunikasi terbukti mampu mempercepat jalur
pengiriman informasi media kepada khalayaknya. Di sisi lain, jurnalisme online juga
memungkinkan wartawan untuk terus-menerus meng-up date informasi yang
mereka tampilkan seiring dengan temuan-temuan baru di lapangan. Namun disinilah letak tanggungjawab
besar yang harus dimiliki oleh wartawan. Karena secara tidak langsung, wartawan
juga berperan dalam hal menjaga citra perusahaan yang dinaunginya. Apabila
seorang wartawan berperilaku sesuai dengan fungsi dan peranan pers serta
melaksanakan apa yang ada dalam kode etik pers, maka pihak manapun yang
dihadapi oleh wartawan tersebut akan memberikan respon yang sangat baik bukan
hanya kepada wartawan itu saja, tetapi juga pada lembaga pers yang menaungi
wartawan tersebut.
1.2 Tujuan
Penelitian ini
dilakukan untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan permasalahan yang telah
dirumuskan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
hubungan antara kinerja wartawan dengan peningkatan citra perusahaan media online beritalima.com
1.3 Manfaat
Dalam melaksanakan penelitian selalu
diiringi dengan manfaat penelitian, demikian pula dalam penyusunan laporan
magang ini. Manfaat yang diharapkan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
a. Artikel Ilmiah
Laporan ini sebagai salah satu
persyaratan menempuh gelar sarjana ilmu komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik di Universitas Bhayangkara Surabaya, kemudian dari hasil
penelitian ini maka akan disusun artikel ilmiah untuk jurnal ilmiah.
b. Secara Teoritis
Dengan
adanya penelitian ini maka diharapkan dapat menjadi bahan referensi serta memperkaya pengembangan khasnah
ilmu pengetahuan terutama di bidang jurnalistik.
c. Secara Praktis
Bahan masukan
bagi perusahaan media khususnya beritalima.com,
untuk meningkatkan pengelolaan beritalima.com
sebagai salah satu portal berita di kawasan Surabaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja
2.1.1 Pengertian Kinerja
Konsep kinerja pada dasarnya dapat
dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (perindividu) dan kinerja
organisasi. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan
visi organisasi tersebut. (Bastian, 2001:329)
Definisi kinerja diatas menjelaskan
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
seluruh pegawai yang ada disuatu organisasi atau lembaga. Meningkatkan kinerja
dalam sebuah organisasi atau lembaga merupakan tujuan atau target yang ingin dicapai
oleh organisasi dan lembaga dalam memaksimalkan suatu kegiatan.
Kinerja organisasi atau lembaga
adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi atau lembaga.
kinerja organisasi atau lembaga memiliki keterkaitan yang sangat erat,
tercapainya tujuan organisasi. Kinerja tidak dapat dilepaskan dari sumber daya
yang dimiliki oleh organisasi, sumber daya yang digerakan atau dijalankan individu
didalamnya yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan
organisasi atau lembaga tersebut.
Kinerja merupakan terjemahan dari
kata performance (Job Performance),
secara etimologis performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Wibowo
mengatakan bahwa: ”Pengertian performance
sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja
mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi
juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang apa yang
dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan
yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan
konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi”. (Wibowo, 2007:7)
Berdasarkan pengertian di atas bahwa
hasil yang dicapai oleh seorang aparatur menurut ukuran profesionalisme dalam
pekerjaannya diaplikasikan dalam prilaku, kecerdasan dan kemampuan sesuai
dengan peranan, kegiatan dan tugas yang telah ditentukan.
Pengertian lain menurut Maluyu S.P.
Hasibuan bahwa: “Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan
atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”. (Hasibuan, 2001:34)
Pengertian kinerja menurut Hasibuan
diatas bahwa untuk mencapai sebuah kinerja,
seorang aparatur harus memiliki
kecakapan, pengalaman,
kesungguhan dan waktu agar dapat barjalan seperti yang
diharapkan. Pendapat lain tentang kinerja, seperti yang dikemukakan oleh Widodo
mengatakan bahwa, kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya
sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang di harapkan. (Widodo, 2006:78)
Dari definisi diatas maka dalam
melakukan dan menyempurnakan suatu kegiatan harus didasari dengan rasa tanggung
jawab agar tercapai hasil seperti yang diharapkan.
Kinerja dalam sebuah organisasi
merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam menjalankan tugas
organisasi, baik itu dalam lembaga pemerintahan maupun swasta. Kinerja berasal
dari bahasa job performance atau actual performance (prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang atau suatu institusi).
Berikut pengertian kinerja menurut
A. A Anwar Prabu Mangkunegara mengatakan bahwa: “Kinerja karyawan (prestasi
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya”. (Mangkunegara,
2007: 9)
Berhasil tidaknya tujuan dan
cita-cita dalam organisasi pemerinthan tergantung bagaimana proses kinerja itu
dilaksanakan. kinerja tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Berikut
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sebagaimana yang dikemukakan oleh Keith
Davis dalam buku Anwar Prabu Mangkunegara :
a.
Faktor
Kemampuan Ability
Secara psikologis, kemampuan ability terdiri dari kemampuan
potensi IQ dan kemampuan reality knowledge dan skill. Artinya pimpinan dan karyawan
yang memiliki IQ superior, very superior,
gifted dan genius dengan
pendidikan yang memadai untuk jabatan dan terampil dalam menjalankan pekerjaan
sehari-hari maka akan mudah menjalankan kinerja maksimal.
b.
Faktor
Motivasi
Motivasi diartikan sebagai suatu sikap piminan dan karyawan terhadap
situasi kerja dilingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif terhadap
situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika
mereka berpikir negatif kontra terhadap situasi kerjanya akan menunjukan pada
motivasi kerja yang rendah. Situasi yang dimaksud meliputi hubungan kerja,
fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan
kondisi kerja. (Mangkunegara, 2000:13)
Berdasarkan pengertian diatas bahwa
suatu kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung dan penghambat
berjalannya suatu pencapaian kinerja yang maksimal faktor tersebut meliputi
faktor yang berasal dari intern maupun ekstern. Menilai suatu kinerja apakah
sudah berjalan dengan yang direncanakan perlu diadakan suatu evaluasi kinerja
sebagai mana yang dikemukakan oleh Andrew E. Sikula dalam buku Anwar Prabu
Mangkunegara, yaitu “Evaluasi kinerja atau penilaian merupakan evaluasi yang
sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan.
Penilaian dalam proses penafsiran atau penentuan nilai, kualitas atau status
dari beberapa objek orang ataupun sesuatu barang.” (Mangkunegara 2006:69)
Dari beberapa pendapat tentang
penilaian atau evaluasi kinerja dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja adalah
penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk menilai kinerja pegawai dan
organisasi. Disamping itu juga untuk menentukan kebutuhan pelatihan kerja
dengan tepat dan memberikan tanggung jawab kepada pegawai atau organisasi
sehingga dapat meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang.
2.1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Aparatur
sebagai pelayan masyarakat, harus memberikan pelayanan terbaik untuk mencapai
suatu kinerja. Kenyataannya untuk mencapai kinerja yang diinginkan tidaklah
mudah, banyak hambatan-hambatan yang harus dilewati.
Menurut
Keith Davis dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi pencapain kinerja, faktor tersebut berasal dari faktor kemampuan
dan motivasi aparatur. Berdasarkan hal tersebut maka akan dijelaskan sebagai
berikut: “Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation), yang dirumuskan sebagai
berikut: “Human Performance=
Ability+Motivation, Motivation= Atitude+Situation, Ability= Knowledge+Skill”
(Mangkunegara, 2005:13-14)
Berdasarkan
pengertian diatas, aparatur dalam pencapaian kinerja harus memiliki kemampuan
dan motivasi kerja. Kemampuan yang dimiliki aparatur dapat berupa kecerdasan
ataupun bakat. Motivasi yang dimiliki aparatur dilihat melalui sikap dan
situasi kerja yang kondusif, karena hal ini akan berhubungan dengan pencapaian
prestasi kerja atau kinerja aparatur pada suatu lembaga tertentu.
2.2 Wartawan
2.2.1 Definisi Wartawan
Wartawan
adalah seorang yang melakukan tugas jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur
menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan atau dimuat di
media massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media
massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet.
Wartawan mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya dan mereka
diharapkan untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki
pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat. (http://id.wikipedia .org/wiki/Wartawan)
Menurut
UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi
massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk
tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam
bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala
jenis saluran yang tersedia.
Menurut
Oemar Seno Adji, pers dalam arti sempit, yaitu penyiaran-penyiaran pikiran,
gagasan, atau berita-berita dengan kata tertulis. Pers dalam arti luas, yaitu
memasukkan di dalamnya semua media komunikasi massa yang memancarkan pikiran
dan perasaan seseorang baik dengan kata-kata tertulis maupun dengan lisan. (Oemar Seno Adji:1977)
Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pers berarti:
a. alat cetak untuk mencetak buku atau
surat kabar
b. alat untuk menjepit atau memadatkan
c. surat kabar dan majalah yang berisi
berita
d. orang yang bekerja di bidang
persurat kabaran.
Menurut
Kustadi Suhandang, Pers adalah seni atau ketrampilan mencari, mengumpulkan,
mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi
sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani
khalayaknya.
(Anang Hermawan:2009)
Menurut
Wilbur Schramm, Dalam bukunya yang ditulis oleh Wilbur Schramm dkk mengemukakan
4 teori terbesar pers, yaitu the
authotarian, the libertarian, the social responsibility dan the soviet
communist theory. Keempat teori tersebut mengacu pada satu pengertian pers
sebagai pengamat, guru, dan forum yang menyampaikan pandangannya tentang banyak
hal yang mengemuka ditengah tengah mesyarakat.
Menurut
Raden Mas Djokomono sebagai Bapak Pers Nasional, pers adalah yang membentuk
pendapat umum melalui tulisan dalam surat kabar. Pendapatnya ini yang mampu
membakar semangat para pejuang dalam memperjuangkan hak hak Bangsa Indonesia
masa penjajahan Belanda.
(Onong Uchjana:1986)
Menurut
McLuhan mengenai pers sebagai the
extended man, yaitu yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain dan
peristiwa satu dengan peristiwa lain pada moment yang bersamaan. (McLuhan:1996)
2.2.2 Istilah Jurnalis dan Wartawan
di Indonesia
Istilah
jurnalis baru muncul di Indonesia setelah masuknya pengaruh ilmu komunikasi
yang cenderung berkiblat ke Amerika Serikat. Istilah ini kemudian berimbas pada
penamaan seputar posisi-posisi kewartawanan. Misalnya, "redaktur"
menjadi "editor."
Pada
saat Aliansi Jurnalis Independen berdiri, terjadi kesadaran tentang istilah
jurnalis ini. Menurut aliansi ini, jurnalis adalah profesi atau penamaan
seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa. Jurnalis
meliputi juga kolumnis, penulis lepas, fotografer, dan desain grafis editorial.
Akan tetapi pada kenyataan referensi penggunaannya, istilah jurnalis lebih
mengacu pada definisi wartawan.
Sementara
itu wartawan, dalam pendefinisian Persatuan Wartawan Indonesia, hubungannya
dengan kegiatan tulis menulis yang di antaranya mencari data (riset, liputan,
verifikasi) untuk melengkapi laporannya. Wartawan dituntut untuk objektif, hal
ini berbeda dengan penulis kolom yang bisa mengemukakan subjektivitasnya.
Dalam
awal abad ke-19, jurnalis berarti seseorang yang menulis untuk jurnal, seperti
Charles Dickens pada awal kariernya. Dalam abad terakhir ini artinya telah
menjadi seorang penulis untuk koran dan juga majalah.
Banyak
orang mengira jurnalis sama dengan reporter, seseorang yang mengumpulkan
informasi dan menciptakan laporan, atau cerita. Tetapi, hal ini tidak benar
karena dia tidak meliputi tipe jurnalis lainnya, seperti kolumnis, penulis
utama, fotografer, dan desain editorial.
Tanpa
memandang jenis media, istilah jurnalis membawa konotasi atau harapan
profesionalitas dalam membuat laporan, dengan pertimbangan kebenaran dan etika.
(duniabaca.com/sejarah-pers-pengertian-pers-fungsi-dan-peranan-pers)
2.3 Citra
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia ditulis bahwa definisi dari citra adalah (1) rupa;
gambar; gambaran; (2) gambaran yg dimiliki orang banyak mengenai pribadi,
perusahaan, organisasi, atau produk; (3) kesan mental atau bayangan visual yg
ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa, atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yg
khas dl karya prosa dan puisi; (4) data atau informasi dari potret udara untuk
bahan evaluasi.
Sedangkan
pencitraan sendiri adalah (1) Sebuah usaha untuk menonjolkan citra terbaik di
mata publik; (2) Usaha pembuktian keeksisan; (3) Menunjukkan apa yang dirasakan
secara sangat berlebihan hingga tidak sesuai lagi.
Dalam
kaidah yang sangat harfiah, pencitraan diidentikkan dengan iklan yang secara
normatif, alur hubungan sebuah iklan dan pencitraan adalah sebagai berikut:
Gambar
2.1 Alur Hubungan Pencitraan Iklan
(Sumber : Agustrijanto:2006)
Atau
jika penulis kaitkan dengan permasalahan di laporan magang ini, penulis dapat
menggambarkan alur pencitraan untuk media yang sebagai berikut:
Gambar 2.2 Alur Hubungan Pencitraan
Media
Awalnya,
redaksi media online adalah sebuah
lembaga yang menjadikan berita sebagai suatu produk mereka. Dari produk itulah
akhirnya menjadikan hal itu menjadi salah satu alat pemasaran (seringkali pada
taraf perusahaan yang mempunyai deferensiasi produk banyak, iklan/pencitraan
terhadap perusahaan juga dilakukan). Dengan paradigma tersebut, membuat suatu
media online sama dengan membuat
suatu citra yang baik. Media menyajikan
berita yang bermanfaat bagi khalayak yang perlu diketahui agar khalayak bisa
mengetahui manfaat itu. Selanjutnya ketika respon khalayak media itu, maka
kepuasan yang dicapai konsumen itu akan melahirkan suatu publisitas yang akan
menyebarkan citra yang baik akan kebenaran terhadap perusahaan media tersebut.
Harapan lebih lanjut adalah akhir dari proses tersebut akan menimbulkan
pencitraan yang baik pada media itu atau disebut juga Godwill perusahaan
Pencitraan
hakiki ini sebenarnya sudah dicontohkan dalam tingkah lalu seorang pemuda yang
hidup abad ke-6 Masehi bernama Muhammad SAW, saat Ia berdagang bersama pamannya
di negeri Syam. Dengan mempraktekkan kejujuran dalam melakukan transaksi,
mendeskripsikan barang dagangan dengan sebenar-benarnya dan memperhatikan
kebutuhan timbal balik, dimana pertemuan kebutuhan pihak yakni pembeli yang
mencari manfaat yang benar-benar terukur sesuai yang ia cari dan mampu ia beli
dengan kebutuhan penjual yang menginginkan margin keuntungan dari hasil
perdagangannya. Pertemuan kebutuhan tersebut menimbulkan sinergi perasaan kedua pihak sama-sama untung. Dengan
mekanisme tersebut timbulah sebuah pencitraan yang baik atas diri sang pemuda
dengan disematkannya gelar Al-Amin.
Namun
seiring dengan bergulirnya zaman dan gesekan kepentingan, pencitraan yang
secara hakiki adalah merupakan hasil yang nyata dari sebuah proses yang
berurutan ternyata sekarang berubah arti menjadi sebuah usaha dengan berbagai
cara untuk merebut opini yang baik dari masyarakat. Dalam kalimat yang lebih
lugas pencitraan ini bisa berarti adalah usaha membuat agar publik beropini sesuai
yang diharapkan walaupun pada kenyataannya tidak demikian. Dampak yang
ditimbulkan sudah cukup jelas, yakni pencitraan menjadi “bungkus” yang
mempercantik “isi” yang belum tentu bagus. Dengan bergesernya makna dari sebuah
pencitraan inilah yang membuat pencitraan menjadi kebohongan yang terselubung
dan menjerumuskan. Walaupun modal yang dikeluarkan untuk pencitraan ini
sangatlah besar, namun para pelaku pencitraan (ke depan, pencitraan yang
dibahas merupakan pencitraan yang sudah diubah maknanya) sudah membuat suatu
kalkulasi yang tajam bahwa hasil yang dinikmati akan sangat besar sebagaimana
kepentingan besar dibalik pencitraan tersebut.
Seiring
bergulirnya zaman dan gesekan kepentingan pula, pengguna pencitraan juga mulai
bergeser. Pada zaman orde baru, dalam ranah politik belum begitu mengenal apa
yang disebut pencitraan diri. Hal itu disebabkan akses media dan pengetahuan
publik terhadap ranah politik benar-benar telah “dikebiri”. Namun setelah era
reformasi (saya lebih melihatnya sebagai era liberalisasi), dimana orang-orang
yang akan duduk dalam jajaran eksekutif maupun legislatif harus berebut suara
rakyat, maka pencitraan diri menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Pencitraan yang sebelumnya hanya laku untuk dunia pemasaran produk, sekarang
merebak ke dalam pencitraan personal yang lebih banyak untuk memenuhi
kepentigan pragmatis. Sejak itu, bisnis pencitraan mengalami booming yang
sangat fantastis.
2.4 Media
2.4.1 Pengertian Media
Media
adalah alat atau sarana untuk menyebarluaskan informasi, seperti surat kabar,
radio, dan televisi. Media dapat mengacu kepada beberapa hal berikut:
a.
Media
dalam komunikasi berasal dari kata "mediasi" karena mereka hadir di
antara pemirsa dan lingkungan. Istilah ini sering digunakan untuk menyebutkan
media massa.
b.
Multimedia
c.
Media
sebagai medium yang digunakan sang artis, contoh: kanvas untuk pelukis.
Kata
media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan. (Sadiman:2002)
Media
sangat diidentikkan dengan khalayak, oleh sebab itu muncul istilah Media massa
atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk
mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai
masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering
disingkat menjadi media.
Masyarakat
dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap
media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi
karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih
tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk
bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi
yang mereka dapat dari media massa tertentu.
2.4.2 Media Massa
Media
massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber
kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis
seperti surat kabar, film, radio, TV. Media massa adalah faktor lingkungan yang
mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan
atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media
massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi. (Cangara:2002)
Media
menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan, dinamika masyarakat
akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Jenis media massa yaitu media yang
berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual) misalnya media cetak,
(2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape recorder), verbal vokal dan
(3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi, film, video) yang bersifat
ferbal visual vokal. (Liliweri, 2001)
Media
massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan
bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang
beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah
lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan
menggunkan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan
artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah relatif banyak.
Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat
mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi. (Effendy, 2000)
Media
massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara
serempak, cepat kepada audien yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa
dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang
dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada
waktu yang tak terbatas. (Nurudin, 2007)
Media
massa memberikan informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu bekerja dan
hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama media massa adalah
untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluas dan mengiklankan
produk. Ciri khas dari media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan,
mudah didapatkan, isi merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu arah.
2.4.3 Media Online
Jika di
dunia nyata kita mengenal media cetak seperti surat kabar, majalah dan tabloid,
maka di cyberspace ada media online atau portal. Ini adalah salah
satu jenis website yang bersifat content
oriented. Di dalamnya terdapat berita, artikel dan sebagainya yang harus
selalu up to date. Jika memungkinkan, setiap menit bahkan detik harus ada info
baru yang dihadirkan.
Untuk membangun
dan mengelola sebuah portal, tentu saja dibutuhkan tenaga ahli yang sama
seperti pada jenis website lain. Ada webmaster, web programming, web admin, dan web designer. Ibarat sebuah bangunan,
mereka ini adalah insinyur, desainer dan tukang bangunannya.
Setelah
rumahnya jadi, kita tentu harus mengisinya dengan berbagai macam perabotan
rumah tangga. Portal pun demikian. Harus ada content atau isinya. Tanpa content,
ia akan kosong melompong seperti rumah tak berpenghuni. Dalam konteks inilah
kita memerlukan bantuan content
editor.
Secara
umum, tugas seorang content editor
tidak jauh berbeda dengan redaktur pada media cetak. Bedanya, content editor (selanjutnya disebut
“editor” saja) bekerja untuk media online.
Tugas mereka adalah menyediakan content bagi sebuah portal. Sebagaimana halnya
seorang redaktur media cetak, editor juga melakukan proses editing, menulis
artikel, menyeleksi naskah, dan seterusnya. Namun tugas-tugas ini, tentu saja
disesuaikan dengan jabatan dan job discription mereka. Berikut pemaparan
sejumlah jabatan penting pada media cetak.
a.
Pemimpin
Redaksi, biasa disingkat pemred. Ini adalah jabatan tertinggi pada susunan
keredaksian. Ia bertugas menentukan misi dan visi penerbitan, menjalin hubungan
baik dengan penerbitan-penerbitan lain, bertanggung jawab terhadap isi
penerbitan secara umum, dan sebagainya.
b.
Redaksi
Pelaksana. Dalam tugas sehari-hari, redaksi pelaksana (redpel) adalah orang
yang paling bertanggung jawab atas lancarnya proses kerja jurnalistik di
penerbitannya. Ia juga bertanggung jawab untuk menjaga agar misi dan visi
penerbitan tersebut tetap terjaga. Selain itu, ia punya wewenang penuh untuk
menentukan apakah sebuah naskah layak muat atau tidak.
c.
Staf
Redaksi. Tugas utamanya adalah bertanggung jawab terhadap rubrik tertentu.
Misalnya, ada staf redaksi yang bertanggung jawab untuk rubrik wisata, profil
tokoh, laporan utama, dan sebagainya. Staf redaksi juga punya wewenang untuk
mengedit naskah pada rubriknya. Pada penerbitan yang kecil, mereka tidak punya
wewenang untuk menentukan layat muat atau tidaknya suatu naskah. Tapi pada
penerbitan besar seperti surat kabar, staf redaksi punya wewenang penuh atas
rubrik yang dipegangnya.
d.
Reporter.
Ini adalah jabatan terendah pada bagian redaksi. Tugasnya adalah melakukan
reportase (wawancara dan sebagainya ke lapangan). Karena itu, merekalah yang
biasanya terjun langsung ke lapangan, menemui nara sumber, dan sebagainya.
Pada media
online, jabatan-jabatan di atas pun
sebenarnya nyaris sama. Hanya istilahnya saja yang berbeda. Misalnya, ada
jabatan content manager, content coordinator, dan seterusnya.
Maka,
sesuai jabatannya, ada editor yang bertugas untuk mengedit naskah, menyeleksi
naskah, dan sebagainya. Mereka juga punya reporter yang terjun ke lapangan
untuk mencari berita.
Sebetulnya,
tak ada perbedaan yang terlalu signifikan antara media cetak dengan media online. Dari segi penerapan ilmu
jurnalistik, struktur organisasi, dan sebagainya, nyaris semuanya sama. Mungkin
hanya perlu dilakukan sedikit penyesuaian karena jenis medianya yang berbeda.
Perbedaan yang paling mencolok di antara mereka adalah mediumnya. Yang satu
virtual, satunya lagi tercetak. Karena itu, secara teknis ada hal-hal tertentu
yang membuat mereka berbeda.
Dari segi
sifatnya, ada satu kemiripan antara media online
dengan media elektronik seperti radio dan televisi. Mereka selalu dituntut
untuk menyajikan berita yang paling up to
date secepat mungkin. Mereka juga biasanya tidak perlu menunggu hingga
seluruh data terkumpul. Begitu ada data, walau hanya sedikit, mereka langsung
melaporkannya. Jika ada perkembangan baru mengenai peristiwa tersebut, mereka
melaporkannya lagi. Demikian seterusnya. Karena itu, aturan penulisan di dalam
media online cenderung lebih bebas,
tidak terlalu terpaku pada kaidah-kaidah bahasa dan jurnalistik yang berlaku
umum.
Selain
menguasai ilmu jurnalistik, seorang jurnalis media online hendaknya juga menguasai dasar-dasar HTML (Hyper Text Mark up Language). Tidak
harus terlalu mendalam, cukup yang umum-umum saja. Minimal, mereka harus
mengetahui bagaimana cara membuat huruf tebal, huruf miring, menempatkan gambar
di dalam naskah, membuat hyperlink, dan beberapa pengetahuan HTML mendasar
lainnya. Ini akan sangat membantu mereka dalam pembuatan tulisan yang sesuai
dengan sifat-sifat halaman web yang jauh berbeda dengan halaman media cetak.
2.4.4 Alur Kerja Media Online
Secara
teknis, tugas redaksi media online
cukup mudah. Ia hanya perlu mengisi sebuah formulir online. Ada isian judul, ringkasan berita atau lead, artikel penuh, dan isian-isian lainnya. Setelah mengklik
tombol Submit, artikel tersebut sudah langsung online. Maksudnya, sudah bisa dibaca oleh siapa saja di seluruh
dunia yang memiliki akses internet.
Mengenai
alur kerja, sebenarnya media online
tidak jauh berbeda dengan media cetak. Karena sifatnya yang harus menyajikan
berita secara cepat (sebagaimana halnya media elektronik), maka media online perlu melakukan beberapa
penyesuaian di dalam proses kerjanya.
Ketika ada
kejadian, reporter di lapangan menelepon redaktur. Si redaktur pun menelepon
balik si reporter, meminta informasi lebih lanjut, dan jika perlu dilakukan cek
dan ricek. Setelah itu, redaktur menulis naskah dan meng-uploadnya melalui formulir online.
Ini adalah contoh alur kerja yang standar. Namun bisa untuk reporter melakukan
reportase dan menulis sendiri. Tulisan ini dikirim ke redaksi melalui email
atau media-media lain. Proses selanjutnya sama seperti di atas.
Umumnya,
yang berhak untuk meng-upload naskah
hanyalah redaksi. Namun, ada media yang memberikan wewenang khusus kepada
reporter tertentu yang telah dipercaya. Si reporter ini bisa meng-upload sendiri berita yang mereka tulis,
melalui komputer warnet, laptop, atau media-media lain yang memungkinkan. Ada
pula media – biasanya media online
yang sudah besar – yang memiliki tim uploader
khusus. Jadi, editor tidak harus meng-upload
sendiri naskah-naskah yang akan dimuat. Mereka tinggal melakukan tugas-tugas
jurnalistik seperti mengedit dan menyeleksi naskah. Setelah fix, naskah itu
diserahkan pada tim uploader untuk
di-online-kan.
Masih ada
beberapa alur kerja yang bisa diterapkan pada media online. Namun alur-alur di atas cukuplah menjadi contoh. Semoga
dapat menjadi gambaran yang memuaskan.
Salah satu
hal terpenting di dalam media online
adalah: redaksi harus memastikan bahwa hanya naskah-naskah yang telah disetujui
yang akan tampil di situs mereka. Jangan sampai muncul naskah yang belum layak
muat (misalnya, di-online-kan oleh
reporter yang tidak punya wewenang untuk meng-upload sendiri naskah mereka), atau dimuat oleh seorang penyusup
dari tempat lain. Ini tentu bisa merusak kredibilitas media online tersebut.
Untuk
mengatasi masalah-masalah seperti ini, biasanya redaksi media online punya sistem kerja yang cukup
ketat. Berikut beberapa di antaranya:
v Halaman untuk meng-upload naskah (sebut saja halaman admin)
diberi password khusus dan hanya diketahui oleh tim editor atau tim uploader yang telah diberi wewenang.
v Halaman admin ini hanya bisa diakses
dari IP Address tertentu. Misalnya, hanya bisa diakses dari IP Address kantor
redaksi. Ini dapat mencegah masuknya naskah yang di-upload oleh seorang penyusup dari tempat lain. Bahkan, ada media
yang halaman adminnya hanya boleh diakses dari komputer tertentu. Komputer
lain, walau berada di kantor yang sama, tidak bisa mengakses halaman admin.
v Redaksi melakukan seleksi yang
sangat ketat terhadap siapa saja yang diberi wewenang penuh untuk melakukan upload naskah. Mereka haruslah
orang-orang yang telah dipercaya.
(http://yuhendrablog.wordpress.com/2008/12/18/perbedaan-antara-media-massa-cetak-dengan-media-massa-online)
BAB III
METODE MAGANG
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan
magang dilaksanakkan mulai tanggal 9 April 2012 sampai dengan 8 Mei 2012, yang
dilaksanakan di PT. Media Putra Pendowo, dengan nama media beritalima.com yang beralamatkan di Wisma BII 10 th Flor Suite
1005, Jl. Pemuda 60-70 Surabaya. Dalam pelaksanaan magang dilakukan hanya di
wilayah Surabaya dengan pelaksanaan kerja sebagai wartawan.
3.2 Metode Magang
3.2.1 Metode Orientasi
Kegitan
ini dilaksanakan untuk lebih mengenal lebih dahulu lokasi yang akan dijadikan
tempat magang, yang meliputi kegiatan pengarahan-pengarahan dari para
pembimbing, pencarian informasi lewat pimpinan redaksi, dan pencarian data atau
survey serta hal-hal lain yang menunjang pelaksanaan magang.
3.2.2 Metode Observasi
Kegiatan
ini dilaksanakan dengan cara melakukan pengamatan langsung, meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.
Observasi dapat dilaksanakan penulis, yang kemudian digunakan untuk menyebut
jenis observasi adalah jenis observasi sistematis, yang dilakukan dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan.
BAB IV
TINJAUAN UMUM TEMPAT MAGANG
4.1 Profil Perusahaan
Media
online beritalima.com yang menjadi
tempat magang penulis, mempunyai profil sebagai berikut :
Badan Usaha : PT. MEDIA PUTRA PENDOWO
Alamat : Redaksi / Iklan : Wisma BII 10th flor
Suite 1005
:
Jl. Pemuda 60 - 70 Surabaya
E-mail : redaksiberitalima@yahoo.com
Phone / Fax : +6231 5329499 / 70919868
:
+6282131605549
No. SIUPP : 503/615.D/436.6.11/2010
No. TDP : -
No. NPWP : 21.151.923.6-607.000
Nama Situs : www.beritalima.com
Model Situs : Media Online
Jenis Situs : Berita Umum
Content :
3 (tiga) Kanal Berita
User :
Umum
4.1 Dasar Pemikiran Perusahaan
Media
Online saat ini terbukti efektif
sebagai media Komunikasi yang bisa terbit langsung Setiaap saat, Dari tahun -
ke tahun pengguna Internet semakin meningkat, dengan adanya jejaring sosial
Facebook, Twiter, Yahoo Massanger dan lain sebagainya, sehingga Berita yang
kami sajikan dapat langsung dibaca saat itu juga tanpa menunggu besok atau
mingguan layaknya koran Harian ataupun Mingguan.
4.2 Latar Belakang
Perusahaan
Berdasar
pemikiran diatas Redaksi www.beritalima.com menuangkan kreatifitasnya Melalui
media Online yang mana setelah kami
melakukan analisa untuk media online
setiap tahunnya bertambah peminat atau pembacanya, untuk saat Media onlin
merupakan media yang sangat efektif sebagai sarana media promosi ataupun berita
yang dapat langsung disajikan, sehingga untuk mensosialisasikan suatu Produk
ataupun berita dapat sampai dengan cepat dan pembacanyapun langsung bisa
merespon berita tersebut.
Dengan
sekali Share di Facebook , twiter, Yaho Massanger dan lainnya, maka pembaca
langsung dapat menikmati berita yang kami sajikan, saat ini tekhnologysemakin
berkembang, dan sangat mudah membuka koneksi internet, baik melalui, HP, Laptop
dan Komputer di rumah sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat dengan cepat
memerima informasi dua arah.
Sebagai
salah satu kota Pahlawan, Surabaya merupakan Kota yang dapat mendorong
berjalannya organisasi, baik Organisasi Politik, Kemasyarakatan, dan lain
sebagainya biasanya dimulai dari kota Surabaya, Jadi Tak Heran jika Surabaya
ataupun Jawa Timur di jadikan Barometer untuk berjalan tidaknya suatu
Organisasi.
Media
online beritalima.com berdiri pada tahun 2010 yang mempunyai ribuan
pembaca tetap dan pada setiap harinya selalu bertambah pengunjungnya. Seperti
dalam tampilan dalam website beritalima.com,
berita yang disajikan berupa berita umum meliputi pemerintahan, pariwisata,
pendidikan, olahraga, perhotelan, profil, advertorial, iklan dan masih banyak
lagi. beritalima.com adalah style
kolaborasi media berita umum, berita foto dan dapat menyajikan secara cepat dan
tepat hingga dibaca oleh ribuan pembaca dalam hitungan detik melalui share
facebook. Seiring dengan terbitnya Media Online
berita5 ini, kami akan selalu berupaya dan berusaha untuk memaksimalkan
penampilan kami sesuai keinginan masyarakat dan akan kami laporkan secara
berkala perkembangannya, baik jumlah pengunjungnya dan statistik pembacanya.
4.3 Lokasi Perusahaan
Perusahaan
ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang media online dengan nama penerbit PT. MEDIA PUTRA PENDOWO yang
beralamatkan di JL. Semampir Barat No. 27 – 29. Sedangkan kantor medianya yang
bernamakan beritalima.com beralamat
di Wisma BII 10 th Flor Suite 1005 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya.
4.4 Logo beritalima.com
Gambar 4.1 Logo Perusahaan Media Online beritalima.com
4.5 Konten
Berita
1.
Ekonomi
dan Bisnis
Rubrikasi ini menampung berita dan informasi sentra ekonomi
dan fluktuasi perdagangan yang ada seperti Mall, Hypermarket, Supermarket dan
gerai bisnis lainnya. Tak ketinggalan berita lifestyle, hotel, resto juga diakomodir dalam konten ini.
2.
Pariwisata
Rubrikasi ini menampung berita dan informasi seputar kawasan
obyek wisata Jawa Timur, serta aktifitas kehidupan dan pernak-pernik keragaman
masyarakat. Selain itu, berbagai kerajinan, handycraft ataupun nilai seni
benda-benda purbakala juga menjadi bagian dari konten ini.
3.
Politik
dan Pemerintahan
Rubrikasi ini menyajikan berita dan informasi akan aktifitas
dan dinamika politik baik partai politik, ormas, ornop dan lainnya. Serta
kinerja pemerintahan dan dinas-dinas dilingkungan birokrasi, baik Pemprov,
Pemkot, DPRD I dan II.
4.
Hukum
dan Kriminal
Rubrikasi ini menyajikan informasi dan berita tantang
peristiwa/kejadian seputar criminal dan proses hukum yang terjadi, meliputi institusi
Kepolisian dan Pengadilan Tinggi.
4.6 Struktur
Organisasi Perusahaan Media Berita Lima
Pimpinan
Perusahaan :
M. Eka Wahyudi
Dewan
Penasehat :
Ust. Jeffry, MD,
:
Nawawi Ohorella,
:
M. Jauhari Sa'id, SH
Pimpinan
Umum/Penanggung Jawab : M. Ardhianto
Pimpinan
Redaksi :
Moch. Efendi, SH
Dewan
Redaksi :
Moch. Efendi, SH,
:
Hasan, SH,
:
Hartono
Redaktur
Pelaksana :
Dwi, Soleh,
Sekretaris
Redaksi :
Ambarwati
Koordinator
Liputan :
Yono
Reporter
Jakarta :
Amin
Reporter
Jawa Timur :
Zaibi Susanto,
:
Santoso
:
Yono Sobirin
:
Achmad Fauzi
:
H. Soleh
:
Sudar,
:
Ach. Hidayatullah
:
Moh. Zainollah
:
Zainal Arifin
:
Suyitman
:
Mohammad Nai
:
Moh. Ari Suyanto
:
Eka Wahyudi
:
Ardhianto
:
Armansyah
Fotographer
:
Team
Marketing
& Account Office :
Anggiar, Indah
Biro Iklan
:
Indarti
Account
Bisnis Developer :
Pratama
Webs
developer Event :
JV EO
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kinerja
Redaksi beritalima.com
Jurnalis
menurut para redaksi beritalima.com
adalah suatu profesi yang tujuannya memberikan informasi kepada masyarakat
tentang peristiwa yang terjadi, tidak terjangkau masyarakat lain, dan perlu
untuk diketahui. Dulu jurnalis bekerja dimulai dengan mencetak koran, lalu
setelah muncul radio dan televisi jurnalis mulai bekerja dengan produk
penyiaran berupa berita TV dan radio.
Kondisi
ini berlangsung lama sehingga kinerja redaksi memperbarui kemampuan untuk
memperoleh informasi. Dulu jurnalis melakukan pekerjaannya secara manual dari
meliput, menulis berita, dan menerbitkannya. Seiiring dengan berkembangnya
teknologi komunikasi, alat dokumentasi pun diperkenalkan sehingga membantu
pekerjaan wartawan dalam menyimpan bahan untuk membuat berita.
Dengan
segala keahlian yang dimiliki oleh jurnalis baik cetak maupun penyiaran, mereka
bekerja untuk saling mendukung dan saling melengkapi sehingga eksistensi media
dapat dipertahahankan.
Zaman
sekarang media online muncul sebagai
salah satu media baru yang membutuhkan keahlian baru bagi para jurnalis. Media online memiliki teknik yang sangat
berbeda dengan media yang sudah ada seperti TV dan media cetak. Redaksi
menuntut para jurnalis untuk selalu meng-update berita-berita yang akan
ditampilkan di media online .
Kecepatan berita menjadi salah satu bagian yang paling penting dari
berkembangnya beritalima.com sebagai
media baru yang membuat masyarakat memberikan perhatian lebih terhadap sebuah
berita.
beritalima.com tidak hanya berupa kumpulan berita
dalam satu web yang bisa diakses oleh orang yang ingin membaca suatu informasi,
namun munculnya kekuatan media sosial juga menjadi salah satu sumber penyebaran
berita yang sangat cepat dan berpengaruh kepada orang – orang yang memiliki
akses terhadap sosial media online
beritalima.com.
Melihat
pandangan umum tentang para jurnalis dari redaksi beritalima .com diatas, tampak bahwa mereka memegang peranan
penting dalam membentuk citra perusahaan di mata publik. Maka dari itu para
wartawan beritalima.com harus
menjalankan tugas dan peranan mereka dengan semaksimal mungkin.
5.2 Citra
Perusahaan Media Online beritalima.com
Pengalaman
berharga bagi penulis menjadi bagian dari redaksi beritalima.com. Selama kurang lebih 1 bulan, penulis melakukan
praktik magang di salah satu media online
Surabaya. beritalima.com merupakan
salah satu media online yang
tergabung dalam PT. Media Putra Pendowo, salah satu grup media di Surabaya yang
bergerak di bidang media informasi, baik media cetak maupun media elektronik.
beritalima.com adalah media online yang telah hadir di tengah-tengah masyarakat Surabaya.
Keberadaan beritalima.com saat ini
memang berada di dalam persaingan yang cukup sulit karena hadirnya media elektronik dan media online lain di Surabaya. Namun, sebagai
media online, beritalima.com tetap dibutuhkan masyarakat karena masyarakat sering
menggunakan pencarian berita di internet bukan langsung menuju alamat medianya,
namun masyarakat telah terbiasa mencari berita yang dibutuhkan lewat web
pencarian google. Oleh karena itu media ini memang selalu update dalam pemberitaan
yang memungkinkan menempati halaman pertama di web pencarian google. Maka dapat
dikatakan, meskipun termasuk media baru, beritalima.com
sudah mempunyai tempat tersendiri di tengah-tengah masyarakat Surabaya.
Walau
singkat bagi penulis, tapi merupakan pengalaman yang sangat berharga. Begitu
banyak proses kerja yang dilakukan dalam sebuah online seperti beritalima.com
untuk dapat penulis ketahui dan pelajari. Penulis dituntut untuk bekerja mencari
berita setiap harinya, penulis mendapatkan pengalaman kerja, dan dapat
menerapkan dan membandingkan teori dan pengetahuan yang telah diterima dalam
perkuliahan dengan situasi nyata di lapangan. Penulis juga melihat bahwa media online beritalima.com memiliki bermacam-macam citra, hal ini selaras
dengan teori jenis citra menurut Frank Jefkins.
Pertama,
citra yang dianut pihak redaksi mengenai pandangan luar terhadap media beritalima.com. Dalam hal ini, pihak
redaksi beranggapan bahwa citra media beritalima.com
sangat baik di mata publik. Hal ini dapat dilihat dari penayangan berita yang sesuai
dengan kebutuhan publik sesuai dengan mottonya yang berbunyi “tampil berbeda,
pembawa aspirasi rakyat”. Selain itu, redaksi sudah memperoleh pandangan
positif dari pihak luar, khususnya para sponsor yang bersedia meletakkan nama
produknya di situs web beritalima.com.
Berikut 3 (tiga) sponsor tersebut:
1. Lions Club Branch Surabaya Arjuno
Gambar 5.1 Logo LCBS
Sumber : www.beritalima.com
2.
Honda
Gambar 5.2 Screenshot tampilan iklan
Honda di web beritalima.com
Sumber : www.beritalima.com
3.
Indosat
Gambar 5.3
Tampilan screenshoot video iklan Indosat di web beritalima.com
Sumber :
Sumber : www.beritalima.com
Kedua,
citra yang dianut pihak luar terhadap pihak luar terhadap media online beritalima.com. Menurut pengamatan penulis, citra pihak luar
terhadap media ini sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari statistik pengunjung
web beritalima.com yang mengalami
peningkatan dari mulai awal penulis melakukan praktik magang, dengan perincian
lewat data statistik berikut :
Gambar 5.4 Statistik pengunjung web beritalima.com
Sumber : google.analytics/software/beritalima
Dari
gambar diatas tampak bahwa beritalima.com
mencapai lebih dari 15,000 pengunjung web selama penulis melaksanakan kegiatan
magang. Dari perhitungan statistik dan penjelasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa citra yang diberikan oleh masyarakat kepada media online beritalima.com
sangat baik.
Ketiga,
citra yang diinginkan pihak redaksi beritalima.com
tanpa mengubah citra positif yang sudah dimilikinya. Pihak redaksi menginginkan
agar beritalima.com memiliki isi atau
content yang berbeda dengan media online lain. Hal ini dikarena masyarakat
selalu membanding-bandingkan berita dari media satu dengan lainnya. Dalam hal
ini lebih dipusatkan kepada para pengiklan yang memasang produknya di tampilan
web beritalima.com. Maka dari itu redaksi
beritalima.com berupaya untuk membuat
paket space iklan yang terbilang
lebih murah. Harga dari paket space
iklannya dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.1 Space Iklan beritalima.com
Tampilan
|
Letak
|
Ukuran
|
Harga
|
|
Flash
Animasi
(SWF)
|
Top
Right Header
|
468
x 60
|
Rp.
|
1,000,000,00/bln
|
Footer
|
960
x 70
|
Rp.
|
1,600,000,00/bln
|
|
Right
|
300
x 250
|
Rp.
|
1,800,000,00/bln
|
|
Center
|
650
x 60
|
Rp.
|
2,000,000,00/bln
|
|
Top
Body
|
940
x 70
|
Rp.
|
2,500,000,00/bln
|
|
Pop
Up
|
520
x 450
|
Rp.
|
3,000,000,00/bln
|
Keempat, citra
media online beritalima.com yang merupakan citra secara keseluruhan dan bukan
citra atas produk dan pelayanan. Citra beritalima.com
sangat baik di mata masyarakat, dan sudah dipandang sebagai media elite
meskipun usianya yang baru berumur 2 (dua) tahun. Hal ini dapat dilihat dari
letak yang strategis berada di jantung kota Surabaya seperti yang tercantum di
web beritalima.com yaitu di Wisma
BII, jalan Pemuda depan Surabaya Plaza. Selain itu para insan pers dari media
lainpun sudah banyak tanggapan dan respon yang baik dari insan pers media lain,
dikarenakan intensitas beritalima.com
yang sangat tinggi dalam meliput berita.
5.3 Fungsi
dan Peranan Wartawan beritalima.com
5.3.1 Fungsi Wartawan beritalima.com
Menurut
UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, disebutkan dalam pasal 3 fungsi pers adalah
sebagai berikut :
a.
Sebagai
Media Informasi, ialah pers itu memberi dan menyediakan informasi tentang
peristiwa yang terjadi kepada masyarakat, dan masyarakat membeli surat kabar
karena memerlukan informasi.
Dalam hal ini sudah pasti bahwa wartawan beritalima.com sudah menjalankan fungsi
pertama karena setiap harinya mereka mencari berita yang sudah pasti bersifat
informatif bagi pengunjung web media online
beritalima.com dengan selalu
menghadirkan berita-berita teraktual disetiap jamnya.
b.
Fungsi
Pendidikan, ialah pers itu sebagi sarana pendidikan massa (mass Education),
pers memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga masyarakat
bertambah pengetahuan dan wawasannya.
Hal ini dibuktikan wartawan beritalima.com dengan selalu mencari informasi pendukung dalam
setiap liputannya, seperti saat meliput informasi tentang Bursa Kerja di kampus
UBHARA, wartawan juga menuliskan dalam liputannya tentang informasi tentang
bursa kerja lainnya, serta perusahaan outsourching
atau perusahaan pendistribusi tenaga kerja yang ada di Surabaya guna info
untuk pembaca yang tidak dapat menghadiri acara tersebut, dan masih banyak lagi
informasi yang mengandung pengetahuan seperti peliputan berita yang bersifat human interest dari dalam maupun luar
negeri.
c.
Fungsi
Menghibur, ialah pers juga memuat hal-hal yang bersifat hiburan untuk
mengimbangi berita-berita berat (hard
news) dan artikel-artikel yang berbobot. Berbentuk cerita pendek, cerita
bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, dan karikatur.
Fungsi diatas dilakukan wartawan beritalima.com dengan cara mencari lebih banyak meliput kegiatan
bersifat softnews seperti peringatan
Hari Kartini yang dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan membagikan bunga
oleh murid-murid TK sampai pagelaran award
untuk ibu-ibu yang berjiwa entrepreneurship.
d.
Fungsi
Kontrol Sosial, terkandung makna demokratis yang didalamnya terdapat
unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Social Particiption yaitu keikutsertaan rakyat dalam
pemerintahan.
2.
Social Responsibility yaitu pertanggung jawaban
pemerintah terhadap rakyat.
3.
Social Support yaitu dukungan rakyat terhadap
pemerintah.
4.
Social Control yaitu kontrol masyarakat terhadap
tindakan-tindakan pemerintah.
Dalam
fungsi ini dilakukan dengan selalu up-date
pemberitaan yang erat kaitannya dengan kepemerintahan. Strategi yang dilakukan
oleh redaksi beritalima.com yaitu
dengan menempatkan tim di kantor-kantor pemerintahan Surabaya. Oleh karena itu
dalam rubrik home di web beritalima.com selalu dipenuhi dengan
pemberitaan yang erat kaitannya dengan fungsi kontrol sosial.
e.
Sebagai
Lembaga Ekonomi, yaitu pers adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang pers
dapat memanfaatkan keadaan disekitarnya sebagai nilai jual sehingga pers
sebagai lembaga sosial dapat memperoleh keuntungan maksimal dari hasil produksinya
untuk kelangsungan hidup lembaga pers itu sendiri.
Fungsi ini ditunjukkan beritalima.com
dengan menyebarkan Company Profile
kepada setiap instansi yang diliput oleh para wartawan. Dalam Company Profile tersebut tercantum penawaran
kerjasama berupa penayangan iklan produk yang akan ditampilkan di web beritalima.com.
5.3.2 Peranan Wartawan beritalima.com
dalam Lembaga Pers
Menurut
pasal 6 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, peranan pers adalah sebagai berikut
:
1.
Memenuhi
hak masyarakat untuk mengetahui. Hal ini dilakukan oleh wartawan beritalima.com yakni dengan tidak
menunda penayangan berita di web beritalima.com
setelah mendapat informasi hasil liputan. Karena memang sistem kerja wartawan
media online beritalima.com, sesaat
setelah mendapatkan berita, dituntut harus secepatnya mengirimkan hasil liputan
yang telah ditulis kepada redaksi untuk ditayangkan di web beritalima.com agar segera dapat dibaca oleh pengunjung, karena
mendapatkan informasi merupakan hak mutlak yang dimiliki oleh masyarakat
umumnya dan pengunjung web beritalima.com
pada khususnya.
2.
Mengembangkan
pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar. Hal ini
selalu dilakukan wartawan beritalima.com
dengan menulis berita secara obyektif tanpa menambahi atau mengurangi informasi
yang didapat di lapangan. mereka juga tidak pernah memberikan opini pribadi
dalam pemberitaannya.
3.
Melakukan
pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan
umum. Peranan ini dilakukan wartawan beritalima.com
dengan meliput berita yang dilakukan masyarakat demi memperjuangkan
aspirasinya. Selain itu pemberitaan mengenai kebijakan baru yang dikeluarkan
pemerintah juga selalu menghiasi tampilan web beritalima.com. Karena beritalima.com menyadari pers bertugas
sebagai jembatan komunikasi antara pemerintahan dan rakyat.
4.
Memperjuangkan
keadilan dan kebenaran. Hal ini dilakukan penulis dengan selalu menuliskan
aspirasi rakyat atau statement aksi dalam setiap aksi yang dilakukan rakyat.
Hal ini dilakukan agar lebih menjelaskan lagi keinginan rakyat kepada
pengunjung web umumnya dan pemerintahan pada khususnya.
5.4 Peran
Wartawan dalam Proses Pembentukan Citra
Ada
4 (empat) komponen yang mempengaruhi citra masyarakat, seperti yang dikemukakan
oleh Walter Lipman didalam proses pembentukan citra yaitu persepsi, kognisi,
motif dan sikap. Penulis melihat proses pembentukan citra di media online beritalima.com dengan melihat keempat komponen tersebut yang
merupakan satu kesatuan yang akan mempengaruhi pembentukan citra di mata
masyarakat.
1. Motif
Selama penulis melakukan kegiatan
magang di beritalima.com, penulis
mendapat informasi dan meyaksikan sendiri bahwa banyak masyarakat lebih
berkenan memasang iklan produknya maupun kegiatan instansinya. Dapat dilihat
dari hasil liputan wartawan selama penulis melaksanakan kegiatan magang, dari 6
(enam) instansi yang pernah diliput yaitu SMAN 3 Surabaya, dan Islamic Center, STP Satya
Widya, SMAN 19 Surabaya, Universits Bhayangkara Surabaya, Surabaya Plaza Hotel,
4 (empat) urutan terakhir berkenan untuk menjadikan beritalima.com media promosi untuk instansinya. Selain itu mereka
juga selalu menginformasikan kegiatan yang akan datang kepada wartawan beritalima.com.
Melihat kenyataan diatas, tampak
instansi-tersebut memiliki motif besar untuk menjadikan beritalima.com sebagai media promosi mereka. Hal ini dikarenakan
lawatan wartawan beritalima.com yang
bersahabat dan untuk biaya pemasangan iklan di web beritalima.com yang tergolong murah.
2. Kognisi
Wartawan beritalima.com
selalu aktif memperkenalkan media baru yang menaunginya kepada instansi yang
diliput maupun kepada sesama wartawan media lain. Hal ini dilakukan dengan cara
selalu mendatangi pihak Public Relations
dari instansi terkait guna menjalin kerjasama berupa informasi maupun penawaran
iklan dengan membawa Company Profile,
yang berisikan segala informasi lengkap tentang “jatidiri” beritalima.com, guna mempromosikan media tersebut yang masih
tergolong baru.
3. Sikap
Dalam
peliputan berita, wartawan beritalima.com
seringkali ditugaskan oleh redaksi setelah mendapat informasi dari
penyelenggara acara yang lebih banyak adalah pihak Public Relations instansi terkait. Dari hal ini sudah dapat sudah
dapat dilihat sikap masyarakat, khususnya para instansi-instansi tersebut yang
selalu menginformasikan kegiatannya untuk diliput oleh wartawan beritalima.com.
4.
Persepsi
Banyak
para Public Relations terkait yang memberikan informasi kepada
redaksi untuk meliput instansinya, menunjukkan bahwa masyarakat khususnya PR dari instansi-instansi terkait
memiliki persepsi yang baik tentang media online
beritalima.com. Penulis mencoba
bertanya kepada salah satu pengiklan di web beritalima.com
yaitu Lions Club Branch Surabaya Arjuno,
mereka sangat puas bekerjasama dengan media yang menaungi penulis karena sifat
bersahabat yang ditunjukkan para wartawan beritalima.com
serta merasa harga dari peket sponsorship yang diajukan beritalima.com sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Dari analisa diatas, tampak bahwa
masyarakat memberikan citra yang baik kepada media online beritalima.com.
Selain itu para pengiklan dari beberapa instansi memberikan citra harga
terjangkau apabila mengiklankan produk atau jasanya di web media online beritalima.com.
BAB
VI
KESIMPULAN
DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Menurut dasar keilmuan jurnalistik, wartawan
dituntut mampu dalam dua hal. Pertama, mendalami ilmu yang dikajinya. Kedua,
menjalankan fungsi sebagai “kekuatan moral” (moral force). Untuk yang pertama, wartawan dituntut antara lain
memiliki kemampuan atau keterampilan (skill)
reportase dan menulis berita, feature,
dan artikel.
Wartawan juga dituntut mampu
mengelola dan mengembangkan usaha penerbitan pers. Bersamaan dengan itu, ia
dapat memenuhi tuntutan yang kedua, yakni berjuang demi kepentingan masyarakat
dan mengekspresikan gagasan serta kepedulian sosialnya. Artinya, ia dapat berjuang
demi kepentingan kaum tertindas melalui jalur media massa. Dengan demikian,
sebagai pelaksanaan visi baru berupa “paradigma profesionalisme” di atas, wartawan
media dapat berjuang di bidang “proses penyadaran dan pencerahan pemikiran”
kepada masyarakat banyak, sekaligus menyampaikan aspirasi masyarakat dan
menyalurkan idealismenya.
Perusahaan media online beritalima.com, tidak main-main
dalam merekrut wartawan. Semua wartawan beritalima.com
merupakan seseorang yang memang dididik atau dikader untuk menjadi jurnalis
(lulusan studi jurnalistik), bekerja di dunia pemberitaan (pers) serta dapat
menjunjung tinggi lembaga pers yang menaunginya. Seperti yang dikatakan John
Tebbel, Profesor Jurnalistik di Universitas New York, AS, dalam bukunya, Opportunities in Journalism Carreers, bekerja
dalam dunia pemberitaan sudah harus dianggap sebagai cara hidup (way of life),
dan bukan sebagai karier saja.
Menjadi wartawan beritalima.com mempunyai tanggungjawab
menjaga citra positif lembaga pers yang menaunginya dimata khalayak luas
mengingat beritalima.com merupakan
media online yang dapat dibuka dari
berbagai belahan dunia. Hal tersebut dilakukan dengan cara :
1. Wartawan berupaya untuk menjaga dan
mempertahankan kualitasnya sebagai insan pers dengan bekerja sesuai dengan kode
etik jurnalistik
2. Wartawan memenuhi hak masyarakat
untuk mengetahui informasi yang sedang berkembang dimasyarakat dengan sesegera
mungkin untuk mempublikasikan berita yang didapat di lapangan agar segera dapat
dibaca oleh pengunjung web.
3. Wartawan mengembangkan pendapat umum
berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar dengan menulis berita secara
obyektif tanpa menambahi atau mengurangi informasi serta tidak memberikan opini
pribadi dalam pemberitaannya
4. Wartawan bertugas sebagai jembatan
komunikasi antara pemerintahan dan rakyat, wartawan meliput berita yang lebih
banyak dilakukan masyarakat demi memperjuangkan aspirasi rakyat tersebut. Hal
ini dilakukan demi melaksanakan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.
5. Selalu memperjuangkan keadilan dan
kebenaran dengan menuliskan aspirasi rakyat atau statement aksi dalam setiap
aksi yang dilakukan rakyat. Hal ini dilakukan agar lebih menjelaskan lagi
keinginan rakyat kepada pengunjung web umumnya dan pemerintahan pada khususnya.
6. Berupaya meningkatkan kepuasan
instansi yang diliput dengan cara memberikan print out web beritalima.com
yang berisi hasil liputan dari instansi tersebut.
6.2 Saran
Untuk
meningkatkan citra media online beritalima.com, penulis memberikan
saran-saran yang membangun agar citra media online
beritalima.com semakin baik dimata
masyarakat, yaitu:
1.
Wartawan
beritalima.com sebaiknya terus aktif
dalam pencarian berita dari semua konten yang ada di web beritalima.com. Hal ini dimaksudkan agar semua konten yang ada di
tampilan web beritalima.com terisi
penuh setidaknya sepuluh berita dalam setiap kontennya untuk menjaring minat
pembaca dari semua kalangan baik itu menengah keatas ataupun menengah kebawah.
2.
Redaksi
dan wartawan beritalima.com harus
terus menjaga dan mempertahankan kualitas independensi media online beritalima.com yang selama ini dinilai baik oleh pembaca.
3.
Redaksi
dan wartawan sebaiknya lebih sering meliput atau hadir dalam setiap acara yang
dihadiri oleh berbagai media lain agar nama beritalima.com
semakin terkenal dimata masyarakat dan media lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, Anang. 2009. Konvergensi Media, Televisi Digital dan Masa
Depan Televisi Komunitas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Gassing, Qadir & Wahyudin,
Halim. 2009. Pedoman Penulisan Karya
Tulis Ilmiah Makalah, Skripsi, dan Tesis. Makassar : Alauddin Press. hlm
75.
Effendy, Onong Uchjana 1986. Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung :
Remaja Rosda Karya
McLuhan, Marshall.1996. Understanding Media: Extension of Man.
New York: MIT. Press.
Agustrijanto. 2006. Copywritting: Seni Mengasah Kreativitas dan Memahami
Bahasa Iklan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Seno Adji, Oemar. 1977. Mass Media dan Hukum. Jakarta. Erlangga.
Arief S, Sadiman. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.
RajaGrafindo
Liliweri. Alo, Dasar Dasar Komunikasi Periklanan. Bandung: PT Citra Aditya.
Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada
Jefkins, Frank. 2003, Public Relations edisi ke-5, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hidayat. 1986. Teori Efektifitas
Dalam Kinerja Karyawan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Danfar. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Edisi Revisi, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
(http://virtual.co.id/blog/media-cetak-konvergensi-ke-internet)
(http://dewi.students-blog.undip.ac.id/tag/efektivitas)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Wartawan)
(http://duniabaca.com/sejarah-pers-pengertian-pers-fungsi-dan-peranan-pers)
(http://yuhendrablog.wordpress.com/2008/12/18/perbedaan-antara
-media-massa-cetak-dengan-media-massa-online)
No comments:
Post a Comment