Pages

Tuesday, January 18, 2011

Menulis Baik... Apa Susahnya???

Suatu hari saat mengutak-atik facebook, tiba-tiba muncul chat dari seorang ibu. Beliau adalah guru, atau lebih tepatnya mantan guru saya saat SMA. Beliau menyindir tentang status saya yang asal-asalan. Beliau mengatakan “bi’ statusmu kq bagus?? Ga bs bkin tulisan yang indah ya??? Guru bahasa indonesianya dulu siapa??.” Tentu saja saya tertawa melihatnya, meskipun sedikit agak malu. Kemudian saya menjawab, “iya bu maaf kalau tulisannya agak bagus, daripada nulis status yang isinya mengeluh atau sambat (istilah mengeluh dalam bahasa jawa)”. Tentu saja kata-kata bagus diatas bukan dalam arti sebenarnya.

Mungkin saya harus berterimakasih pada beliau karena dari kejadian diatas saya mulai berpikir tentang keinginan saya untuk mencoba belajar menulis indah, dan belajar berhati-hati dalam menulis. Jika dipikir ulang, apalah susahnya menulis kata-kata, meskipun terkadang saya juga kesusahan dalam prakteknya. Jika mengambil contoh dari jejaring sosial facebook, kerap kali saya membaca tentang status teman-teman tentang keluhan, hal-hal pribadi, bahkan terkadang tulisan kemarahan yang berujung menjatuhkan orang lain dengan bahasa ‘tinggi’ yang digunakan, walaupun bahasa yang digunakan tidaklah setinggi mana. Tujuan menulis menurut saya adalah untuk memudahkan khalayak faham atas apa yang disampaikan.

Menulis memang sebuah kebebasan, apalagi di negara yang demokratis seperti Indonesia ini. Namun tidaklah perlu jika menulis dijadikan ajang menjatuhkan seseorang, mengeluh atas hal-hal yang terkadang pribadi (yang mungkin tidak perlu diketahui orang).

Lebih tajam lidah daripada pisau. Penulisan ataupun ucapan dapat menimbulkan kedamaian atau kekeliruan dan kemarahan seseorang. Disini saya ingin menekankan bahwa sebagai umat yang beragama harus tetap menjaga tali silaturrahmi pada siapapun. Karena itu ada baiknya kita sebagai orang yang berpendidikan mulai saat ini mencoba berhati-hati dalam menulis. Jejaring sosial berfungsi untuk menambah teman, bukan musuh. Apapun cobaan yang diberikan oleh Allah tidak sepatutnya diumbar secara detail kepada khalayak.

Orang yang tahu agama dan bangku sekolah, pasti tahu apa arti dari sebuah kedamaian dan tidak menyakiti orang lain. Karenanya, mengapa tidak dimulai dari hal kecil seperti menulis yang baik dan indah. Jika masih tidak bisa menulis indah, saya sarankan sekarang juga untuk bergegas ke majelis ilmu terdekat untuk belajar lebih dalam demi terwujudnya masyarakat berpendidikan yang akan melahirkan kedamaian dan ketentraman.

“Apabila kamu melalui taman-taman syurga, minumlah sehingga puas. Para sahabat bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah yang dimaksudkan dengan taman-taman syurga itu? Nabi menjawab : “Majlis-majlis ilmu”. (Hadith).

No comments:

Post a Comment